Rabu, 06 Juli 2011

AKU DAN THEATER CLUB

Epi Pangkey

Kami Theater Club...

Kami adalah organisasi kemahasiswaan yang bergerak di bidang paling SPAN di Fakultas Sastra...

Kami orang orang yang jenius...
karena kami sabar menunggu kapan kami lulus...

Kami pemberani...
Kami tak takut hantu ataupun mati lampu...
Kecuali kalau dua duanya menyatu...

Kami cukup kaya...
karena setelah mengumpulkan uang uang kami...
akhirnya kami bisa makan malam...

Kami petualang sejati...
karena petualang sejati adalah petualang yang berani bertualang tanpa makan, tanpa uang, dan tanpa mandi...

Tak ada yang bisa menghentikan kami...
siapapun dia... apapun itu...
walaupun itu jam dinding kami yang berhenti karena habis batere...

Kami orang gila paling waras di negeri ini...

Kami adalah Theater Club...
Kami dipenuhi manusia manusia LIMITED EDITION BIG SALE yang bersahabat...
Mulai dari dosen sampai mahasiswa...
Mulai dari orang luar sampai orang dalam...
Mulai dari pengurus sampai pada anak ibu kantin kami...
Semuanya menyatu...

Kecuali AKU...
Aku tak sejenius para pendiri Theater Club...
Aku tak se berbakat Achi Breyvi Tazmania atau Karlita MarSha Eman...
Aku tak menjabat suatu jabatan yang penting di sana...
Aku bagaikan Tambio yang hanya datang kalau dipanggil saja...

TAPI AKU TAK MAU MENYERAH!!
Setidaknya ada yang bisa aku lakukan...

Baiklah sudah kuputuskan...
Aku akan menulis sesuatu tentang Theater Club yang aku cintai ini...
Hmmm... judul........ AKU DAN THEATER CLUB

AKU DAN THEATER CLUB

Kami Theater Club...

Kami adalah............................................

3 komentar:

  1. puisinya bagus. Tetapi sesuai dengan kata 'aku' pada judulnya, saya merasa tidak nyambung dengan puisi pada paragraf pertama.
    Tetapi setelah mengikuti alur dari paragraf itu saya merasa sedikit mengerti. Tetapi saya juga bingung karena pada kata 'kami' didalamnya juga berarti ada aku. Seharusnya paragraf pertama ini ditulis 'mereka' atau apa yg penting tidak termasuk aku di dalamnya. Karena pada paragraf selanjutnya penulis berusa tuk memisahkan dirinya dengan kata 'kami' di paragraf pertama tadi..
    Mohon maaf jika ada ksalahan karena kita juga masih butuh belajar banyak dr orang hebat.
    Salam.

    BalasHapus