Sabtu, 22 September 2012

ANTARA AKU DAN PANTAI TENTANG TAKDIR

Ie Hadi G

Jika semua tangis selalu membunuh
Maka bumi adalah penjara yang luas
Maka luas samudera jadi perangkap airmata
Dan maka kau tak punya tempat untuk menangis
Begitulah ucap pantai kisahkan takdirku
Agar aku tak lagi ingin teteskan kesedihan pada pasirnya
Agar aku tak lagi ingin membunuh dengan tangisku
Agar aku tak lagi mau arungkan harapan pada luasnya laut
Dan agar aku hanya mengenang pantai sbagai sebuah kenangan



Pantai lupa kisah nusa-nusaku dianyam dalam airmata
Pantai lupa kesedihan lama jadi tonggak-tonggak sejarah
Pantai lupa tangis itu pedang bawa jiwa jadi membara-bara
Untuk apa kau tangiskan takdirmu pada dadaku?
Untuk apa kau membunuhnya dengan tangismu?
Tolong jangan lagi kau datang kepadaku
Tolong pada laut jangan juga mengadu lagi
Pada sebuah senja yang buram
Pantai mau terus tantang alasan
Aku bilang takdir harus mati
Bila dengan pedang tak bisa
Biar saja hanya dengan airmata
Karena aku kini hanya ingin berpisah
Karena aku kini cuma ingin ke laut
Lalu untuk apa hanya di pantai saja
Jika ternyata takdir ada di samudra
Menadahlah seraup airmata
Biar masih ada yang dapat disisakan sedikit
Sebuah cerita takdir untuk dikenang di suatu musim
Aku memang kadang lupa
Sungguh aku telah lupa
Entah pada ceruk-ceruk pantai mana terselip airmataku
Hingga akhirnya kudengar badai
Derit-derit amarah angin

Namun layar perahuku telah siap di bibir laut
Aku ingin menyiangi kesedihan dengan doa
Agar di antara lubang-lubang duka tak ada lagi airmata
Karena jika semua tangis selalu bermakna membunuh
Maka aku memilih untuk tidak ingin berairmata lagi

Pantai,
Jika kita tak lagi bisa bertemu besok
Maafkanlah cerita yang terkisah hari ini
Mari sarungkan cerita kemarin agar tak jadi pedang
Karena aku tak ingin membunuh apa-apa

(Juli 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar