Rabu, 10 Agustus 2011

TOLONG JANGAN TERSESAT !

Sebuah Kritik Atas Cerpen "Tersesat" karya Achi Breyvi
Christy Sondey

A. Pendahuluan

Aku menangkapmu dalam jaring yang kau ciptakan untuk menjebak diri agar terus hidup dalam karya dan teks. Sesungguhnya, adalah kelebihan yang tak ku sangka. Bahwa biasanya diumurmu, kau menulis hanya catatan harian atau sebaris puisi cinta saja. Atau juga tidak sama sekali merangkai kata, hanya menulis bahan-bahan studi dan sms singkat saja.

Sebagai permulaan dari sebuah eksistensi, aku mencatatnya dalam lembaran bedah karya cerpen tersesat-Mu ini. Berharap kamu kena batu, tepat di batok kepala, agar nanti kepalaMu siap, saat orang lain melemparnya.

Selanjutnya, sebagai langkah awas, telah ku ganti batu itu dengan benda yang namanya metode Stilistika. Ini sengaja ku lakukan, agar tidak terjadi cidera parah, robekan di kulit kepala, cucuran darah, memar dan bengkak yang berujung pada infeksi.


B. Latar Belakang

Tersesat adalah karya cerpen yang kau buat saat pilihan untuk menulis kau ambil. Memiliki bentuk yang tak lazim dari sebuah cerpen biasanya. Struktur penceritaan yang memiliki latar disalokasi waktu, berlompat-lompat pada satu peristiwa, tempat, tokoh yang berbeda, namun punya benang merah pada tokoh Aku. Aku,.adalah subjek itu. Tokoh yang melahirkan beberapa peristiwa, latar dan orang-orang yang berbeda di dalam penceritaan ini.

Stilistika dalam pengertian yang sederhana adalah gaya bahasa penceritaan. Suwardi Endraswara dalam Metodologi Penelitian Sastra, menjelaskan:
Secara etimologis stilistics berhubungan dengan kata stlye, artinya gaya, sedangkan stylistic dapat diterjemahkan sebagai ilmu tentang gaya. Stilistika adalah ilmu pemanfaatan bahasa dalam karya sastra. (2008 ; 71-72)
Memang, banyak definisi yang diberikan untuk mengartikan stilistika, tetapi pada dasarnya metode ini memberikan pemahaman akan sebuah karya sastra dilihat dari penggunaan gaya bahasa di dalam teks sastra yang estetis dan ekspresif.

Aku mencoba memakai stilistika untuk memahami cerpenmu, dan sedikit memberikan cibiran untuk kata-kata/diksi pada teks yang kau pakai dalam cerpen yang terlalu membual dan sulit-ku mengerti sebagai pembaca yang terlibat dalam proses komunikasi sastra ini.


C. Perumusan Masalah

Dalam setiap karya sastra, memiliki bentuk penceritaan dan penyajian yang berbeda-beda. Aku melihat cerpen Tersesat karya Achi Breyvi Tazmania, sebagai karya anak muda yang sedang terbakar semangat menulisnya. Tak pernah lelah, berkhayal dan menulis, hingga lupa daratan.

Daratan disini, bagiku adalah kaidah-kaidah kepenulisan. Semisalnya tanda baca, kata penghubung di antara kalimat, hingga kepada pemilihan kata/diksi sebagai lapis makna yang nantinya diresepsi oleh pembaca.

Achi Breyvi Tazmania, lupa akan daratan itu. Sehingga, perlu analisa dan kritik agar ingatannya tak termakan imajinasi yang berujung pada kegilaan plus rumah sakit Ratumbuiysang Manado.

Oleh karena itu, dalam analisa dan kritik ini aku hanya merumuskan permasalahan pada persoalan analisa dan kritik gaya bahasa penceritaan yang di dalamnya diksi, tanda baca, kata penghubung digunakan.


D. Landasan Teori

Pokok-pokok Analisis Stilistika dituliskan Suwardi Endraswara, berupa :
Pertama, melihat dari sudut penulis, dengan mempelajari kedalaman penulis dalam menampilkan gaya bahasa. Ada di antara penulis yang memiliki gaya pribadi dan khas, dan ada pula penulis yang mengekor gaya bahasa orang lain.
Kedua, dilihat dari ciri teks sastra, dengan cara mempelajari dan mengkategorikan gaya bahasa yang tampil dalam teks.

Ketiga, gaya yang dihubungkan dengan kesan yang diperoleh oleh khayalak. (2008 ; 73-74).
Untuk analisis ini, aku hanya memakai bagian kedua-nya saja, yaitu: menganalisis kategori-kategori gaya bahasa yang digunakan saudara Achi Breyvi Tazmania di dalam cerpen Tersesat.

Abdul Razak dalam bukunya Kalimat Efektif, menjelaskan :
Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. 

Jadi kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya – yang pada umumnya terdiri dari kata – harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. (1990 : 7)
Kemudian ia menambahkan :
Dalam suatu karya tulis, struktur kalimat hanya ada tiga macam, yaitu (1) kalimat sederhana, (2) kalimat luas, (3) kalimat gabung. (1990:8)
Referensi di atas merupakan landasan yang digunakan untuk melihat struktur bahasa yang di dalamnya kata terangkai menyusun kalimat dalam penceritaan ini.


E. Analisis

a).Paragraf pertama
Aku berkisah tentang saat itu, Hujan turun begitu deras sementara mentari tereliminasi untuk sejengkal waktu, sedangkan jaket hujan yang ku pakai cukup mantap melindungiku agar tak basah.
Kata sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki arti : (plural). Tidak untuk seterusnya, selama, selagi.

Bagi saya paragraf ini memulai kisah mengenai aku. Awal paragraf yang dimulai dengan kalimat sederhana diberi tanda baca (,) lalu kemudian dilanjutkan dengan 2 kalimat gabung :
Aku berkisah tentang saat itu,  
Hujan turun begitu deras sementara mentari tereliminasi untuk sejengkal waktu. 
sedangkan jaket hujan yang ku pakai cukup mantap melindungiku agar tak basah.
Bagi saya, anda mungkin menuliskannya dalam satu nafas yang panjang bagian ini. Dan, mengartikan sebuah situasi. Namun, jika anda memulai dengan pola seperti di atas, perhatikan tanda bacanya. Mungkin saya bisa memberi bentuk seperti ini :
Aku berkisah tentang saat itu. Hujan turun begitu deras sementara mentari tereliminasi untuk sejengkal waktu. Sedangkan jaket hujan yang ku pakai cukup mantap melindungiku agar tak basah.
Ada dua diksi sementara dan sedangkan yang anda pakai. Dua kata ini berkategori kata sambung yang memiliki arti :
(1).Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki arti : (plural). Tidak untuk seterusnya, selama, selagi.(2).Sedangkan memiliki arti : (plural). Menunjukkan sebuah perbandingan.
Jika anda ingin memberi sebuah jalinan makna situasi dalam awal pembukaan cerita ini, ada baiknya melihat dulu arti dari dua kata penghubung tadi, apakah cocok dipakai atau tidak.
Saya akan memilih, kata/diksi sementara digantikan dengan sebab/karena/selagi/selama. Hal, ini lebih memperjelas ide yang ingin kau sampaikan pada bagian pertama paragraf ini, yang makna situasinya merupakan sebuah proses sebab-akibat.

Sedangkan bisa di pakai, tetapi merujuk pada definisi arti di atas, mungkin lebih cocok memakai kata lalu, sementara.
Langit terus menangis meratap tak kunjung henti bahkan awan cemberut begitu lama semenjak angin bertiup dan seiring jantungku berdetak. Sekumpulan kodok mulai bernyanyi sumbang. Lalu ku duduk sebentar melihat kompas tua yang ku pegang di tangan kiriku seraya ku menampung air hujan yang jatuh supaya bisa menjadi pelepas dahagaku di kala itu, walau hanya untuk sekedar memuaskanku dari kehausan setelah panas tadi menyengatku.
Telitilah memperhatikan kalimat yang ada susun. Perlu memakai tanda baca disitu. Ada kata bahwa, semenjak, lalu, seraya, supaya, setelah, yang merupakan kata penghubung. Selanjutnya, jangan berlebihan memakai kata penghubung agar jelas ide yang ingin disampaikan. Aku akan menuliskannya, seperti ini ;
Langit terus menangis meratap tak kunjung henti, bahkan awan cemberut begitu lama. Semenjak angin bertiup dan seiring jantungku berdetak. Sekumpulan kodok mulai bernyanyi sumbang. Lalu, ku duduk sebentar melihat kompas tua yang ku pegang di tangan kiriku, seraya menampung air hujan yang jatuh, menjadi pelepas dahaga di kala itu. Walau hanya sekedar memuaskan kehausan, setelah panas tadi menyengatku.

b).Paragraf Kedua
“Ah, sepertinya pertandingan sepakbola akan segera di mulai, mungkin mengajak aldo taruhan merupakan salah satu syarat untuk sekedar menambah daya adrenalin agar nantinya termotivasi dengan taruhan, dan memungkinkan saya untuk wajib tidak tertidur dalam menyaksikan pertandingan kali ini. begitulah gumamku di dalam hati. “ ya halo”, sahut aldo ketika mengangkat telepon dariku. Sebuah tawar menawar antara kami berdua tak terhindarkan lagi dan, “setuju”! kami sepakat dengan hasil negosiasi dan ganjaran dari taruhan tersebut.  
Sementara sisa biscuit yang tergeletak di piring kaca berwarna putih telah habis dilahap tikus tikus rakus.
Masih sama. Harus memperhatikan tanda baca dan kata/diksi yang dipakai. Agar, lebih jelas menyampaikan ide. Tidak juga bertele-tele, atau mengulang memakai kata yang sama (repetisi) . Hal ini dilakukan demi pemaknaan yang jelas oleh pembaca. Jangan salah menggunakan kata-kata, dengan atau tidak sengaja, untuk mencapai kesan metafora, permainan bunyi/ritme atau juga penampakan estetis dari kalimat yang dibentuk. Coba kamu bandingkan dengan bentuk yang saya tawarkan :
“Ah, sepertinya pertandingan sepakbola akan segera di mulai. Mungkin mengajak aldo taruhan, merupakan salah satu syarat untuk sekedar menambah daya adrenalin. Agar nantinya termotivasi dengan taruhan, dan memungkinkan saya untuk wajib tidak tidur saat menyaksikan pertandingan ini. Begitulah gumamku di dalam hati. “ Ya,. halo”, sahut Aldo ketika mengangkat telepon dariku. Sebuah tawar menawar antara kami berdua tak terhindarkan lagi. Berujung pada “setuju”!. Sebuah kesepakatan melalui hasil negosiasi serta ganjaran dari taruhan tersebut. 
Sementara sisa biskuit yang tergeletak di piring kaca berwarna putih telah habis dilahap tikus- tikus rakus.

c).Paragraf Ketiga
Kemudian Manchester United telah mencetak 1 gol di menit yang berjalan memasuki 42 menit babak pertama, 
Yah aktivitas rutin yang dia lakukan setiap malam hari, sebelumnya dia sempat menemani ibu beristirahat di kamar,  
Lima hari yang lalu dia berhasil mencetak sebuah rekor muri, ketika dia menerbitkan buku barunya yang berjudul “HUKUM RIMBA” adalah sebuah novel yang menceritakan tentang sekelompok mahasiswa yang melakukan penelitian di suatu daerah terpencil di wilayah Indonesia timur disana mereka saling membunuh satu sama lain sebab mereka terperangkap di suatu suku yang kejam yang menggunakan sistim yang terkuat menang, makan, dan kenyang sedangkan yang lemah kalah, kelaparan dan mati.

Kesederhanaan bentuk lewat penyusunan kata menghasilkan makna yang mudah dimengerti. Bentuknya bisa jadi seperti ini :
Kemudian Manchester United mencetak 1 gol di menit ke-42 babak pertama, 
Yah, aktivitas rutin yang dia lakukan setiap malam. Sebelumnya, dia sempat menemani ibu beristirahat di kamar, 
Lima hari yang lalu dia berhasil mencetak sebuah rekor muri. Ketika dia menerbitkan buku barunya yang berjudul “HUKUM RIMBA” , sebuah novel yang menceritakan tentang sekelompok mahasiswa yang melakukan penelitian di suatu daerah terpencil di wilayah Indonesia timur. Di sana, mereka saling membunuh satu sama lain. Sebab mereka terperangkap di suatu suku yang kejam yang menggunakan sistim yang terkuat menang, makan, dan kenyang. Sedangkan yang lemah kalah, kelaparan dan mati.

d).Paragraf Kelima
karena jika aku memiliki kemampuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa jantungku berhenti saat itu juga ketika ku melihat mereka.
Lebih jeli lagi menyusun kalimat. Mungkin seperti ini :
karena jika aku memiliki kemampuan tersebut, sudah dapat dipastikan bahwa jantungku berhenti saat melihat mereka.
Untuk paragraf yang lain saya tidak menggubrisnya. Sebab, tinggal kamu yang akan melihat dan membentuknya kembali. Berdasarkan fungsi kata, pemakaian tanda baca, makna kata, serta pilihan kata/diksi yang tepat.


F. KESIMPULAN

Sebuah garis terjalin menyambung jalur kepenulisan Theater Club dan pribadi-pribadi itu sendiri. Namun, tersesat bukanlah cerpen yang terbaik. Aku sebagai pembaca karya sastra yang memiliki kerangka pembacaan akademik, melihat banyak kekurangan dari bentuk kepenulisan yang diciptakan.

Membentuk struktur penceritaan yang beda menjadi penanda dan eksperimentasi karya seseorang. Pada tujuan akhirnya, kita merevolusi bentuk penceritaan dari karya kita sendiri.

Tetapi sebelum melakukan hal yang lebih jauh lagi, kita perlu mengingat kerangka dasar penulisan. Memperhatikan tanda baca, pilihan kata/diksi, kesinambungan kata, kalimat, paragraf.

Terlepas kita melakukan sebuah eksperimen, tetapi semuanya punya kaidah. Hal ini, perlu diingat. Karena, kita menulis untuk dibaca. Pembaca dalam posisi terakhir menjadi orang yang bertaruh dalam medan makna pada teks yang tersaji di dalam karya kita.

Proses pembacaan yang dilakukan, menjadi bagian dalam komunikasi karya sastra. Jikalau, teks terlalu membual memberi makna, pembaca jadinya linglung sudara. Ingat itu !

Banyak hal yang masih banyak untuk dieksplorasi. Tinggal kita memilihnya, lalu memakai dalam setiap karya kita.

Selamat Berkarya.


DAFTAR PUSTAKA

Endraswara Suwardi 2008. Metodologi Penelitian Sastra. FBS Universitas Negeri Yogyakarta : MedPress (Anggota IKAPI)
Razak Abdul 1990. Kalimat Efektif. Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta : Gramedia

S.S. Daryanto 1998. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo

1 komentar:

  1. Ilang Jalang....
    #btul nda'e depe ejaan :hammer

    Tulisan ini mempunyai kerangka sistematik yang sekilas dinilai ilmiah. Tapi untuk menempatkannya sebagai tulisan ilmiah agak ragu. Gaya bahasa terkesan - maaf - menggurui membuatnya bak catatan dari dosen pembimbing skripsi. Kejanggalan pada kalimat berikut;

    [quote]Telitilah memperhatikan kalimat yang ada susun. [/quote]

    seperti ada yang mengusik dan bisa membuat tersenyum. :P

    Walaupun sebenarnya kritik yang diangkat cukup esensial, tapi ada sesuatu dari artikel ini yang bisa membuat...

    Ilang Jalang...

    #semoga Om Ity ada sementara sibuk deng ba'siap ato ba'jaga momongan jadi nda riki mo baca ini omment :p

    BalasHapus