Senin, 07 Februari 2011

Sejarah Singkat Theater Club


REKAM JEJAK YANG TAK AKAN ADA AKHIR...
                                 

Theater Club Manado adalah organisasi kesenian, khususnya seni teater yang berada di bawah lembaga Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi, dan didirikan pada tanggal 30 April 2006. Sebelum Theater Club berdiri Fakultas Sastra memiliki organisasi seni yang merupakan cikal bakal lahirnya Theater Club. Berawal dari dibentuknya organisasi Bengkel Seni oleh sejumlah mahasiswa pegiat seni pada pertengahan tahun 1990-an. Mereka melihat bahwa kebutuhan akan adanya suatu wadah yang bisa menampung kreatifitas seni mahasiswa baik teater, musik, seni lukis, dll, merupakan sesuatu yang mendesak.
Di penghujung tahun 1990-an Organisasi ini kemudian dipecah menjadi dua organisasi yang mandiri agar lebih fokus dengan bidangnya masing-masing. Dua organisasi itu adalah Teater Kronis dan Bengkel Musik. Pada awal terbentuknya, Teater Kronis sangat intens melakukan pementasan-pementasan teater, baik dalam festival teater, pentas jalanan, pentas refleksi, pentas produksi, pentas eksibisi, serta pentas-pentas lain yang bersifat seremonial. Sehingga eksistensi Teater Kronis cukup memberi pengaruh pada perkembangan teater modern di Manado. Apalagi konsep dan gaya pementasan yang dihadirkan cenderung baru atau keluar dari pakem yang sudah berkembang sebelumnya di Manado.
Pada tanggal 1 Mei tahun 2000 sebagian pegiat Teater Kronis berinisiatif membentuk Komunitas Pekerja Sastra (KONTRA), sebuah organisasi independen yang terlepas dari Fakultas Sastra Unsrat. Pembentukan KONTRA dilandasi oleh kebutuhan adanya organisasi di luar kampus untuk mengisi kevakuman Dewan Kesenian Sulut waktu itu. KONTRA bersekretariat di Gedung Kesenian Pingkan Matindas. Dengan hadirnya KONTRA pegiat-pegiat seni yang berada di luar Fakultas Sastra Unsrat memiliki kesempatan untuk terlibat, berekspresi dan bersama-sama mengeksplorasi kemampuan mereka.
Pada perkembangannya setiap anggota dari dua komunitas ini lebih cenderung fokus bereksistensi pada satu komunitas saja. Mereka yang terlibat aktif di KONTRA di antaranya, Ie Hadi G (yang waktu itu menggunakan nama Ie Ladore), Greenhill Weol, Masri Hamzah, Vick Chenorre, Imran Laha, Wawan Ulek, Aripank, dll. Sedangkan yang tetap aktif  bergiat di Teater Kronis antara lain, Fredy Wowor, Christy Sondey, Dean Joe Kalalo, Jenry Koraag, Yudy Lumenta, Ester Veronica, dll.
Pasca tahun 2003 Teater Kronis dan KONTRA yang sebelumnya sangat produktif mengalami kevakuman. Hal ini disebabkan karena kesibukan masing-masing anggotanya yang sebagian telah membentuk teater baru, dan sisanya telah terpencar-pencar. Kevakuman ini langsung disikapi beberapa pentolan Teater Kronis dan KONTRA dengan berinisiatif membentuk sebuah kelompok teater baru. Alasan lain dibutuhkan kelompok baru karena Teater Kronis telah memutuskan menjadi kelompok seni indipenden dan tidak lagi berada di bawah lembaga Fakultas Sastra Unsrat. Akhirnya melalui sebuah rapat kecil pada bulan April 2006, yang dihadiri empat orang inisiator, Christy Sondey, Fredy Wowor, dan Dean Joe Kalalo dari Teater Kronis, serta Ie Hadi G dari KONTRA, Theater Club pun didirikan. Keempat orang ini kemudian menjadi dewan pendiri Theater Club Fakultas Sastra. Dalam rapat itu dipilihlah Dean Joe Kalalo sebagai Ketua Umum dan Christy Sondey sebagai Sekretaris. Sejumlah pegiat teater di Fakultas Sastra yang memiliki komitmen untuk bergabung, masuk dalam struktur kepengurusan yang pertama ini.
Setelah struktur terbentuk kegiatan perdana yang diadakan adalah Deklarasi Theater Club pada hari Senin 26 Juni 2006. Dalam acara ini Theater Club mengundang sejumlah komunitas dan jaringan kerja seni untuk turut berpartisipasi lewat pertunjukan teater, pembacaan puisi, dan live akustik.
Pada awal eksistensinya, selain perlahan-lahan membenahi manajemen organisasi secara internal, Theater Club cukup intens mengadakan pertunjukan lewat pementasan eksebisi, pentas festival, pentas seremonial, dll. Pada tahun 2006 Theater Club turut mengambil bagian dalam Festival Teater PATSU dengan mementaskan naskah Jiwa Dari Dunia Yang Hilang Jiwa karya Fredy Wowor. Tahun berikutnya, 2007, Theater Club kembali ikut serta dalam ajang yang sama dengan menyajikan lakon Laut Berkawan Naga Memburu karya Ie Hadi G, dan memperoleh Juara III.
Pada Musyawarah Umum Theater Club bulan Desember 2007 yang sekaligus menjadi akhir periode kepemimpinan struktur kepengurusan pertama, Huruwaty Manengkey dipilih untuk melanjutkan tongkat estafet pembangunan Theater Club periode selanjutnya. Sejak saat itu pula, agar lebih mengarah ke profesional, istilah untuk pemimpin Theater Club diganti dari Ketua Umum menjadi Direktur Umum.
Setelah selesai ikut serta dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) di Jambi tahun 2008 melalui tangkai lomba Monolog dan Baca Puisi, Theater Club menyelenggarakan Pentas Produksi pertamanya pada tanggal 21 November 2008, dengan menyuguhkan dua naskah sekaligus, yaitu Metamorcrazy dan Tolak yang ditulis serta disutradarai oleh Dean Joe Kalalo. Meski bersifat sederhana produksi ini menjadi tonggak awal komitmen Theater Club untuk menghidupkan iklim berkesenian di Manado. Telah disadari bahwa satu-satunya cara untuk mewujudkan kemandirian sebuah kelompok teater adalah dengan menggalakkan pentas produksi secara reguler. Pada hari ulang tahunnya yang ketiga, 30 April 2009, Theater Club kembali melaksanakan pementasan produksi dengan menyajikan naskah Laut Berkawan Naga Memburu, yang ditulis Ie Hadi G dan disutradarai oleh Huruwaty Manengkey. Pada tahun ini juga Theater Club mengambil bagian dalam Festival Teater Sulawesi Utara dengan mementaskan naskah Metamorcrazy karya Dean Joe Kalalo dan meraih Juara Pertama.
Tahun 2010 kepengurusan Theater Club berganti, Pangky Ponggele terpilih sebagai Direktur Umum yang baru untuk melanjutkan tugas hingga dua tahun kedepan. Kepengurusan ini berakhir pada awal tahun 2012 dan Achi Breyvi Talanggai dipercayakan sebagai Direktur Umum selanjutnya sampai saat ini.
Pentas produksi Theater Club yang ketiga diselenggarakan di luar Fakultas Sastra. Kali ini Theater Club mencoba warna baru dengan menggarap pertunjukan bernuansa surealis. Naskah Republik Tikus yang ditulis Dean Joe Kalalo dan disutradarai Hence Makalew tersaji di Gedung Kesenian Pingkan Matindas pada 4 Juni 2011. Hanya berselang lima bulan kemudian, tanggal 18 November 2011, Theater Club lagi-lagi melaksanakan pentas produksi dan menghadirkan dua naskah dengan warna yang sangat berbeda, Opera Van Sastra karya Dean Joe Kalalo, yang parodikal dan realis, dan Usikan Nyamuk karya Ie Hadi G yang bernuansa eksperimental. Dalam hal konsep pementasan, Theater Club tak pernah menutup diri dan selalu bereksperimen dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Pertunjukan yang segar dan berkualitas menjadi prinsip utama dalam setiap produksi Theater Club.
Regenerasi kader di internal Theater Club sendiri dilakukan melalui penerimaan anggota (Theater Class) yang digelar setiap satu tahun sekali. Perlahan tapi pasti satu persatu seniman-seniman muda berbakat mulai bermunculan, dan Theater Club mulai menemukan keseimbangan posisi pijaknya. Sejak tahun 2006 Theater Club selalu meloloskan kadernya dalam seleksi untuk mewakili Sulawesi Utara pada Pekan Seni Mahasiswa Nasional melalui tangkai lomba monolog dan baca puisi. Mulai Peksiminas 2006 di Makasar, 2008 di Jambi, 2010 di Pontianak, sampai 2012 di Mataram.
Tak hanya berteater saja, Theater Club juga mendorong tiap individu yang tergabung untuk mengembangkan potensi diri melalui berbagai kegiatan variatif seperti pelatihan manajemen organisasi, pemutaran sekaligus bedah film yang berkaitan dengan dunia seni, pelatihan menulis karya sastra (puisi, cerpen & naskah drama), musikalisasi puisi, diskusi dan bedah buku karya sastra baik penulis lokal maupun internasional, ajang modeling, tarik suara/nyanyi, dan Pembawa Acara (Master of Ceremony). Melalui proses kaderisasi ini, sejumlah penulis berbakat telah lahir dan mempublikasikan karyanya dengan menerbitkan buku (Kumpulan Puisi, Kumpulan Cerpen, Novel, dll) yang difasilitasi oleh Theater Club sendiri.
Theater Club dengan filosofi kemandiriannya mampu mendorong semua anggota agar kemudian juga mampu mendewasakan dirinya dan menjadi mandiri. Tak hanya ketika bersama Theater Club, tapi juga di luar lingkup Theater Club.***

2 komentar:

  1. 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

    BalasHapus
  2. Kalau ada nomor hp Masri Hamzah minta ya... Plz... Kita pe tamang wkt di faksas.

    Trims

    Deswin Dzulka

    BalasHapus